Selasa, 17 Januari 2012

Can You See Me, Naruto?

Main Cast: Hyuuga Hinata, Uzumaki Naruto
Fanfic yang kupersembahkan untuk kisah cinta Hinata
Sebelumnya saya sudah mempublikasikannya di FAN
Please, Enjoy.
--------------------------------------------------------


Kalian tahu, saat mencintai seseorang satu hal yang sangat diinginkan adalah menjadi ‘terlihat’. Kalian pasti mengerti apa yang aku maskudkan. Menjadi ‘terlihat’, artinya ketika orang yang kau cintai melihatmu dengan segala perasaannya.
Jika kalian bertanya padaku mengapa aku berkata seperti itu, karena aku pun ingin menjadi ‘terlihat’ pada orang yang kucintai. Pemuda berambut kuning yang telah menawan hatiku dengan tekadnya yang kuat dan pantang menyerah untuk menggapai mimpi, menjadi Hokage dan membuat seluruh desa mengakuinya.

Semua orang di desa membencinya karena selama hidupnya, dia membawa kutukan yang telah merusak desa. Tapi tidak denganku. Pertemuan pertamaku dengannya adalah saat di mana aku adalah sosok lemah yang bahkan tidak bisa mengalahkan adikku sendiri dalam duel. Aku menangisi kelemahanku, membuatku menjadi sangat lemah. Suatu hari pemuda berambut kuning menolongku dari anak-anak nakal dan saat itulah pemuda itu menawan hatiku dengan senyumnya. Aku akan membuatnya melihatku.

Tapi, melihatnya berusaha keras untuk menggapai mimpinya, membuatku terus berpikir, apakah aku pantas untuk bersamanya? Aku yang lemah dan tidak bisa melakukan apapun ini apakah mampu berada di sisinya? Apalagi hatinya hanya diberikan pada gadis berambut pink itu, gadis cerdas yang menjadi teman satu timnya. Aku selalu bertanya,

Apakah Naruto bisa melihatku?

Hingga suatu hari, saat aku berdiri berhadapan dengan sepupuku sendiri, dan hampir saja menyerah dengan kekalahanku, Naruto menyadarkanku, membangkitkan semangatku untuk tidak menyerah. Dengan ucapannya, Naruto membawaku kepada jalan ninja yang akan kutempuh. Aku bangkit dengan kebulatan tekad untuk menang.

Meski aku terluka parah dalam kekalahan, satu hal yang pasti, Naruto mulai melihatku. Melihatnya melindungiku, aku menjadi yakin, dengan menjadi kuat aku akan membuat Naruto melihatku.

Kepergian sahabatnya, seorang pemuda Uchiha membuatnya terpuruk. Melihatnya seperti itu membuat hatiku pun terpuruk. Tidak peduli saat tubuhnya terluka parah, dia tetap berusaha untuk membawa kembali sang Uchiha kepadanya, demi menepati janjinya pada Sakura, gadis yang disukainya. Sakit? Ya, sangat. Tapi aku tida bisa melakukan apapun. Yang kuyakini adalah, aku harus menjadi kuat agar dia bisa melihatku suatu hari nanti.

Apa kau melihatku Naruto?

Suatu hari, dia pergi. Pergi dalam waktu yang lama demi menjadi kuat. Demi membawa kembali sahabatnya dan demi menepati janjinya kepada Sakura. Aku hanya bisa melihatnya pergi, pergi menjauh. Tapi aku berharap, saat dia kembali nanti, dia menjadi lebih kuat demi mimpinya. Dan saat dia kembali nanti, dia akan melihatku, melihatku yang telah menjadi shinobi yang kuat.

---

3 tahun adalah waktu yang sangat lama untuk menunggunya. Tapi dia telah kembali dalam sosok yang baru. Sosok yang membuatnya terlihat lebih dewasa dan kuat. Dan aku yakin dia akan melihatku saat itu juga, karena aku telah menjadi kuat. Menjadi sosok yang mampu untuk dilihatnya. Meski begitu, entah kenapa hatiku masih tidak cukup kuat untuk bertemu dengannya. Apa karena Naruto telah berubah?

Yang kusesalkan saat ini, perasaan Naruto kepada Sakura yang tidak berubah. Rantai bernama janji yang mengikatnya, memaksanya untuk menjadi kuat, membuatku berpikir, apa aku bisa masuk ke dalam hatinya?

Naruto, apa kau melihatku yang telah menjadi kuat?

Aku tahu Naruto telah menjadi sosok yang kuat. Aku sangat tahu itu. Melihat sosoknya yang seorang diri melawan penyerang desa membuatnya tampak sangat gagah. Dia ingin melawan kelompok berjubah hitam itu sendiri,  tanpa bantuan siapapun hanya untuk melindungi seluruh warga desa, dan aku tahu di saat inilah dia mampu membuat seluruh warga desa mengakuinya. Meski kuat, tapi membuatku menjadi sangat takut pada apa yang akan terjadi padanya nanti.

Yang kutakutkan adalah saat dimana yang kulihat di depan mataku terjadi. Naruto terbaring di atas tanah dengan benda-benda hitam menancap di tubuhnya, membuatnya tidak berdaya. Tapi apa yang kulakukan di sini? Aku hanya melihatnya terluka begitu saja. Bukankah aku menjadi kuat agar dia bisa melihatku? Berada di sini, melihatnya bertarung seorang diri, membuatku menjadi sosok yang lemah. Apa yang kulakukan selama ini? Seolah-olah latihan yang selama ini kulakukan tidak ada gunanya. Apa keinginanku untuk menjadi kuat agar dia bisa melihatku terhenti di sini saja?

Tidak.

Aku segera melompat, berlari ke arahnya. Mengayunkan pukulanku untuk menjauhkan sosok berjubah hitam itu dari Naruto dan aku. Aku tidak akan membiarkannya menyentuh melukai Naruto lebih dari ini. Kudengar suara Naruto yang berteriak padaku, menyuruhku untuk pergi. Tapi aku tetap di tempatku, berdiri untuk melindunginya.

Aku selalu mengejarmu
Aku ingin berjalan bersamamu setiap waktu
Aku ingin berada di sisimu selalu
Kamulah yang mengubahku, Naruto
Senyummu yang menyelamatkanku
Itulah mengapa aku tidak takut mati
Untuk melindungimu
Karena,
Aku Mencintaimu, Naruto


Sekarang giliranmu untuk melihatku Naruto. Aku akan melindungimu.

Aku berdiri di sini pada apa yang aku yakini
Karena itulah jalan ninjaku

Aku bisa melawannya, dan melindungi Naruto. Aku tidak mempedulikan rasa sakit dan darah yang mengalir di pelipisku dan terus turun ke daguku. Aku akan melindungi Naruto. Tapi saat tubuhku terhempas ke udara, dan jatuh dengan bebasnya ke tanah, apa aku masih bisa melindungi Naruto?

Aku mendengar suara Naruto yang memanggilku. Aku mendengarnya dengan jelas.  Aku membuka mataku perlahandan rasa sakit itu menyerangku. Aku berusaha berdiri meski terjatuh. Aku berjalan dengan tertatih, menahan rasa sakit yang menyerang tubuhku. Naruto, aku akan melindungimu. Aku sudah berjanji, meski aku mati, aku akan melindungimu.

Dan semuanya menjadi gelap—


“Hinata? Apa yang sedang kau lakukan di tempat seperti ini?”

Aku mendengar satu suara yang sangat familiar, menyadarkanku dari lamunanku. Pemandangan desa berganti menjadi sosok pemuda berambut kuning dengan jubah Hokage yang dikenakannya. Aku tersenyum padanya lalu menyandarkan diriku pada pagar pembatas, dan membiarkan angin membelai wajah dan rambutku. Kami sedang berada di atap gedung Hokage sekarang.

“Aku hanya sedang melamunkan sesuatu.”

Naruto mendekat dan berdiri di sampingku. Naruto memegang pagar pembatas dengan kedua tangannya lalu melihat pemandangan desa yang terhampar di depannya, dengan langit senja yang indah. Aku juga berbalik, melihat pemandangan yang sama yang dilihatnya. Kemudian dia mengalihkan wajahnya padaku.

“Apa yang sedang kau lamunkan?” tanyanya.

Aku mengalihkan wajahku padanya, membiarkan mata lavenderku bertemu dengan mata shappirenya. Menciptakan ketenangan di antara kami berdua. Kemudian aku tersenyum. “Rahasia.”

Naruto membelai rambutku pelan membuatku merasakan ketenangan di setiap belaiannya, lalu mendaratkan satu ciuman di keningku. Kami berpandangan sejenak, lalu dia berbalik membelakangi pemandangan desa.

“Ayo, kita harus pulang sekarang. Hari sudah sore.” Ujarnya, sambil memberikanku satu tangannya untuk kugenggam.

Aku menggenggam tangannya, saling menautkan jari-jari kami. Membiarkan kehangatan menjalar di sela jari-jari kami. “Ya.”

Yang aku tahu sekarang, Naruto telah melihatku. 

5 komentar:

  1. azzeee... usaha hinata gak sia².. hha

    BalasHapus
  2. yang terakhir itu keinginan terpendam dari sang author (saya sendiri) untuk menyatukan dua pasangan yang bikin saya geram. karena di komiknya gak jelas, nih dua sejoli bakal bersatu atau gak

    BalasHapus
  3. ceritanya bagus...
    dasar yami aka ryube aka mamat....
    pake ga mau ngaku segala waktu itu >_>

    BalasHapus
  4. makasih, ukash senpai ^^
    saya bukannya 'gak mau ngaku'
    tapi saya cuma 'berhati-hati'

    BalasHapus
  5. haha hati-hati sama siapa mamat-san?

    BalasHapus