Genre: Romance
Rate: K
Cast: SoraxMisa, SoraxKrystal
Fanfiction for Naruto-Indo
------------------------------------------------
“Apa kau sudah selesai membacanya?”
Tidak ada jawaban. Aku melirik dari sudut mataku, melihat ke seorang gadis yang tampak sedang menikmati dunia imajinasi dari sebuah bacaan, tanpa ekspresi. Kuulangi, tanpa ekspresi. Aku menghela napas berat, kemudian tertunduk lesu. Gadis disebelahku bernama Misa, Nei Misa, gadis yang tidak pernah menujukkan ekpresinya kepada siapapun. Termasuk padaku, pacarnya.
Harus kuakui, aku pacar dari gadis tanpa ekspresi ini. Uchiha Sora. Kalian dapat memanggilku Sora. Jika kalian bertanya padaku bagaimana hal ini terjadi? Aku akan menceritakannya. Pertama kali aku bertemu dengannya saat baru masuk ke sekolah ini. Saat tengah berjalan di halaman belakang sekolah, satu sosok menarik perhatianku. Sosok itulah Misa, sedang berdiri di samping sebuah pohon sakura yang berdiri sendiri di tengah tanah lapang. Matanya yang berwarna merah memandangi pohon itu tanpa ekspresi. Penasaran, aku mendekatinya.
“Apa yang sedang kau lakukan?” tanyaku sambil menatap pohon sakura itu.
Tidak ada jawaban, aku memalingkan wajahku padanya. Lalu bertanya padanya dengan pertanyaan yang sama. Sepertinya dia risih, jadi dia berbalik dan menatap wajahku tanpa ekpresi. Dan saat itulah, ketika matanya yang bak ruby bertemu dengan mataku, seorang(?) cupid yang sepertinya saat itu sedang terbang di atas kami, memanahkan panah cintanya kepadaku. Dan panah itu menancap dengan kuat tepat di hatiku. Aku jatuh hati kepadanya. Dan saat itu pula aku langsung menjadikannya pacarku.
Dan sekarang, aku terjebak di sebuah ruangan yang dipenuhi dengan jutaan buku yang tersusun rapi di sebuah rak-rak tinggi yang juga berjajar dengan rapi. Sebut saja perpustakaan, tapi bagiku penjara. Kenapa aku di sini? Tentu aku menemani Misa. Aku melirik Misa untuk kedua kalinya. Misa masih tampak tenang, entah menikmati bacaannya atau tidak. Dan sepertinya tidak ada tanda-tanda bahwa dia akan menyelesaikan bacaannya. Ekspresinya sulit untuk ditebak. Sampai sekarang pun, aku bahkan tidak pernah mengerti apa yang ada di pikirannya. Aku bahkan tidak tahu apa dia cinta padaku atau tidak. Apa saat itu cupid tidak memanahkan panah cintanya kepada Misa? Aku menyandarkan punggungku pada sandaran kursi dan mengusap wajahku dengan kedua tanganku. Aku bingung.
Aku mendengar suara buku yang ditutup dan kursi yang digeser. Aku segera menolehkan wajahku kepadanya. Dia berdiri sambil menatapku datar. Aku segera berdiri, “Kau sudah selesai? Bagus. Ayo kita ke kantin sekarang. Aku lapar.” Ujarku, lalu menarik tangannya dan menyeretnya keluar dari ruangan ini, ruangan yang kusebut penjara.
------------------------------------------------------------
Kami berdua berada di kantin sekolah sekarang, menikmati makan siang yang sejak tadi sudah ku tunggu-tunggu. Kulirik dia yang sedang menikmati makannya, dan sekali lagi harus kubilang bahwa dia tidak punya ekspresi. Saat makan pun dia terlihat tenang, aku tidak bisa membacanya, apakah dia menikmati makannya atau malah tidak menyukainya. Kadang aku berpikir, aku berpacaran dengan seorang Misa atau dengan sebuah boneka?
“Apa kau suka makananmu?” tanyaku
“Hmm…”
Hanya itu? Hanya sebuah gumaman? Bahkan dia tidak melirikku sedikitpun. Apa dia tidak bisa menolehkan sedikit wajahnya, memperlihatkan mata rubynya yang indah kepadaku, lalu tersenyum dan berkata “Ya, aku sangat suka. Suka sekali. Bagaimana denganmu, sayang?” Hell! Itu hanya akan terjadi dimimpiku saja. Aku mendesah, dan saat kulihat Krystal di seberang meja, ide jahilku muncul.
“Siang Krystal-chan” sapaku padanya sambil melemparkan senyum termanisku.
“Si-siang, Sora-kun.” Jawabnya, terlihat gugup. Kurasa dia heran, kenapa seorang Uchiha Sora yang sangat tampan ini menyapanya.
Kulirik Misa yang duduk di sampingku. Misa masih makan dan tidak ada ekspresi sedikitpun yang keluar dari wajahnya. Sepertinya aku harus ekstra keras nih. Kulihat Ai berjalan melewati meja kami.
“Siang, Ai-senpai.” Kulakukan hal yang sama.
Ai berhenti sejenak, menyapaku dan melemparkan senyuman manisnya padaku. Dan saat itu kurasakan aura membunuh dari belakangku. Aku menoleh ke belakang dengan pelan, dan kulihat mata kuning itu menatapku dengan tajam. Glek! Aku lupa kalau Ai memiliki ‘peliharaan’ yang menjaganya. Mati aku.
“Siang, Kikyo-senpai.” Aku mencari target lain. Senpai berambut kuning itu tidak ada, kan?
“Siang juga, Sora-kun” dan Kikyo senpai membalasnya lalu berjalan melewati meja kami.
Dan lagi-lagi, Misa tidak menunjukkan ekspresi apapun. Apa dia tidak cemburu sama sekali? Dan hampir sepanjang sisa istirahat itu aku menyapa gadis-gadis yang lewat di meja kami. Menebar pesonaku, pesona seorang uchiha, pada mereka hanya untuk melihat ekspresi seorang Misa. Damn! Aku seperti pria murahan. Dan kuputuskan untuk langsung menanyakan padanya. Aku sudah capek tebar pesona dan tidak ada hasil.
“Hei, kau tidak cemburu?”
“Tidak.” Jawabnya singkat, tidak menoleh padaku.
“Sedikitpun tidak?”
“Ya”
“Kenapa?”
“Karena kau mengerjaiku.”
Aku mati kutu.
-------------------------------------------------------------
Aku memegang kepalaku yang terasa sakit. Baru saja aku dari ruang klub, dan seperti dugaanku, orang-orang satu klub menghajarku karena telah menggoda pacar-pacar mereka. Padahalkan aku hanya menyapa mereka—meski untuk mendapatkan satu ekspresi saja darinya.
“Ugh!” erangku.
Dan saat dibelokan koridor, aku menabrak seseorang. Untung saja aku berhasil menarik tangannya, kalau tidak, orang yang kutabrak sudah mencium lantai.
“Krystal? Kau tidak apa-apa?” tanyaku, melepas tanganku darinya.
“Iya, tidak apa-ap—“
Krystal tersandung kakinya sendiri, dan hampir terjatuh ke depan jika aku tidak berhasil menahan tubuhnya.
“Te-terima kasih.”
“Ya, sama-sama.” Dan saat itulah aku melihat Misa tidak jauh dari kami, matanya yang berwarna merah menatapku dengan datar. Dan berikut yang keluar dari mulutnya adalah “Maaf, kalau aku mengganggu.” Kemudian Misa berbalik dan berjalan pergi.
Aku sadar, posisiku dan Krystal yang terlihat seperti berpelukan. Satu tanganku di pinggangnya, dan tangan lainnya memegang lengannya. Sementara kedua tangan Krystal menyentuh dadaku. Oh tidak! Aku segera melepas kedua tanganku dari Krystal. “Ma-maaf”. Dan saat aku kembali melihat ke Misa, gadis itu sudah tidak terlihat lagi. Kurasa tadi aku melihat krystal bening dari matanya sebelum berbalik. Apa aku berhalusinasi?
“Aku harus mencarinya.” Gumamku.
-----------------------------------------------------------
Sudah kuduga dia berada di tempat ini. Aku melihatnya sedang berdiri di samping pohon sakura, pohon di mana pertama kali aku melihatnya. Sama seperti dulu, matanya menatap ke dedaunan di pohon sakura. Aku segera menghampirinya. Kulihat wajahnya baik-baik saja, tidak ada tanda-tanda seperti habis menangis. Mungkin aku hanya berhalusinasi saja.
“Hei, kejadian yang kau lihat tadi—“
“Tidak apa” jawabnya tanpa melihatku.
Apa? Apa maksudnya tidak apa? “Kau tidak cemburu?”
“Tidak.”
“Apa?” Aku menatapnya tidak percaya. Bagaimana bisa dia tidak cemburu? Apa dia tidak memiliki perasaan? Oh, aku mengerti sekarang. Dia tidak cemburu karena di tidak menyukainya. Tapi aku tidak bisa memutuskan seperti itu. Kuputuskan untuk bertanya padanya. “Kenapa?”
Tidak ada jawaban, dia terus melihat ke pohon sakura. Ini membuatku kesal.
“Lihat aku! Pacarmu bukan pohon sakura itu, tapi aku. Dan jawab pertanyaanku!” Ujarku setengah berteriak padanya, sambil membalikkan badannya secara kasar, membuatnya menatapku. Dan tatapan itu benar-benar datar. Cukup lama dia menatapku dalam diam, dan dia tidak bersuara sedikitpun.
“Aiiishh!” Aku mengacak rambutku frustasi. “Kau tahu, sebagai pacar kau itu terlalu pasif. Saat gadis yang lain bermanja-manja dengan pacarnya, kau hanya diam, diam, dan diam. Terkadang aku berpikir, apa aku berpacaran dengan seorang manusia atau hanya sebuah boneka hidup yang tidak memiliki perasaan sedikitpun.” Ujarku, melepaskan semua kekesalanku padanya. Aku tidak sadar, aku setengah berteriak padanya.
Kulihat dia menunduk, sepertinya tidak ingin berbicara sedikitpun. Aku mengusap wajahku dengan satu tanganku. “Aku tidak mengerti apa yang ada dipikiranmu. Aku bingung dengan hubungan kita. Aku tidak yakin, apa kau mencintaiku atau tidak.”
Aku terus menatapnya, menunggu jawaban darinya. Tapi tidak ada satu suarapun yang keluar dari mulutnya. Matanya terus menatap lurus, bukan ke mataku atau kemanapun. Untuk kedua kalinya aku mengusap wajahku. Aku benar-benar frustasi. “Kurasa kita perlu ketenangan. Kita harus berpisah untuk sementara. Introspeksi diri.” Ujarku. Dan aku menunggu jawaban darinya lagi meski aku yakin dia tidak akan menjawabnya.
Tidak ada jawaban, aku berbalik. “Sampai jumpa.” Lalu berjalan pergi.
“Akan aku berikan apa yang kau mau.”
Aku mendengar suara gumaman, kurasa itu suara Misa. Aku berbalik untuk melihatnya. Misa lagi-lagi menatap pohon sakura itu. Ck! Pohon sakura, pohon sakura! Damn! Aku yakin gumaman itu bukan darinya. Aku sangat yakin. Aku kembali berbalik lalu berjalan pergi.
jadi nama tokohnya Sora atau nama pacarnya yang Sora?
BalasHapusnama tokohnya (yang bercerita) Sora.
BalasHapuskalau nama pacarnya Sora, Misa.
wehh keren nih cerita izin baca2 dulu ya
BalasHapusya, silahkan di baca... ^_^
Hapusnama tokoh2nya unik yah?
BalasHapushahahah
Hapusnama tokoh2nya saya ambil dari nama member-member di http://naruto-indo.co.nr (sekalian promosi... XDD)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapuskasian banget sih kalo punya pacar kayak misa..
BalasHapussedih..
:(
hahaha
BalasHapuspunya pacar yang tidak berekspresi itu gak enak.
"Lihat aku, pacarmu bukan pohon sakura itu, tapi aku, jawab pertanyaanku!" drama banget. Mantaf.. :)
BalasHapus@Feby Oktarista: eh? bener juga ya. hahaha saya baru nyadar kalau kalimatnya menjurus ke drama sinetron gitu. hahaha
BalasHapus